Friday, September 12, 2008

Mulanya hanya bisul di Pantat,...

Angky Camaro Melakukan Transplantasi Ginjal
Disalin dari Koran Indonesia Business Today


Business Today 5 Juli
2008.


Ginjal, Kehidupan dan Jabatan baru hadiah Tuhan Untuk Angky Camaro.
Mulanya hanya bisul di Pantat Angky Camaro, preskom PT. HM Sampoerna Tbk yang juga direktur PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sekaligus komisaris PT Indomobil, tak pernah tahu bahwa ginjalnya sudah tidak berjalan normal. Hingga suatu kali ditahun 2005, ia tidak bisa duduk
lantaran abses (bengkak) dan bernanah di pantatnya.


Dari situlah diketahui
creatinin atau kreatinin (zat racun dalam darah, biasanya terdapat pada
seseorang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik) sudah mencapai 350.
Padahal ambang batas untuk orang normal kretinin paling tinggi 125. bagaimana cerita Angky tentang asal muasal penyakit gnjalnya hingga ia harus di transplantasi?

Tanggal 1 April 2005


saat di kantor, saya merasakan pantat sakit bukan main. Saya benar benar tidak bisa duduk. Memang sudah beberapa sebelumnya sebetulnya saya sudah merasa abses
di pantat saya, tapi saya cuekin saja. Saya tetap kerja seperti biasa. Tetapi
tanggal 1 April itu saya benar benar tidak bisa duduk.

Karena sudah sakit dan
nggak bisa duduk, saya akhirnya telepon dokter teman saya. Namanya Dr Didik. Ia praktik di RS Pluit. Terus dokter Didik bilang, "Sudah anda sekarang juga kesini. " begitu sampai di RS Pluit, ternyata saya langsung dioperasi. Padahal semua peralatan kerja saya, termasuk laptop semua masih saya tinggal di kantor.
Sayapun mondok di RS Pluit.

Saat mondok di RS Pluit
itu, akhirnya diketahui gula saya sudah 500, kemudian kreatinin saya sudah 350.
Dari situ baru diketahui, kalau ginjal saya sudah tidak berfungsi dengan baik, karena diabetes.


Soal pantat saya yang
bernanah, itu ternyata kalau orang diabetes terus ginjalnya tidak berfungsi
dengan baik, racun racun yang tidak bisa diserap ginjal keluar akan tumbuh jadi darah kotor, dan bisanya akan tumbuh ditempat tempat yang kotor, seperti kaki, pantat, selangkangan. Jadi nanah yang dari pantat saya itu, karena saya sudah diabetes akut.

Sedangkan soal penyakit
diabetes, saya juga tidak tahu. Habis saya jarang sakit dan jarang periksa.
Pernah sih sakit sampai mondok di rumah sakit, tapi itu saat usia saya masih 30
tahun. Dan sakit waktu itu berkait dengan hati atau liver. Jadi selama ini,
yang saya perhatikan dan saya jaga hati saya. ...eh, nggak tahunya malah ginjal
saya yang kena.


Orang bilang saya kuat
sekali, padahal orang bilang kalau gulanya 300 saja sudah goyang, tapi gula
saya 500 saya masih tiap hari beraktifitas dikantor kayak tidak kena diabetes.
Mungkin kalau pantat saya tidak bernanah, saya nggak tahu kalau saya tidak terkena diabetes.


Dari data rekam medik
yang saya temukan, tahun 2002, sebetulnya kreatinin saya sudah mencapai 190.
Tapi karena saya tidak merasa apa apa, ya saya cuek saja, dan nggak
memperhatikan hal itu sebagai sesuatu yang sudah membahayakan. Nah, anda bisa bayangkan ginjal saya yang sebetulnya sejak tahun 2002 sudah mulai kerja berat itu, terus saya hajar untuk bekerja sampai tahun 2005. Iya sudah koma akhirnya tahu tahu ditahun 2005 kreatinin saya melonjak ke 350 dan gulanya 500.


Saya nggak tahu
bagaimana menurunkan kreatinin, tapi kalau saya yang seperti kena diabetes,
mustinya untuk menurunkan kreatinin, kalau belum akut ya diatasi diabetesnya.


Sekitar 12 hari setelah
dioperasi tahun 2005 itu kreatinin saya turun menjadi 260. Dan karena diabetes, dokter menyarankan saya untuk diet. Nah, pikir saya karena saya diet makanan, maka saya harus banyak makan buah dan banyak minum.

Tanggal 1 Oktober 2007


saya terkejut bukan alang kepalang, ketika mendapati selangkangan saya abses
dan bernanah. Kembali saya masuk rumah sakit dan dioperasi. Rupanya kreatinin saya saat itu sudah 420. Dan meski sudah diet dan diobati kreatinin saya sepanjang bulan Oktober itu masih diatas 300.

Tanggal 6 Nopember 2007,


saya mengalami abses yang lebih besar dan nanah yang banyak sekali, lagi lagi
diselangkangan. Akhirnya hari itu kembali saya masuk rumah sakit dan dioperasi
untuk dikeluarkan nanahnya. Saat dioperasi kreatinin saya sudah mencapai 480 setelah dioperasi kreatinin saya ternyata terus bertambah hingga puncaknya terjadi pada tanggal 12 Mei 2008, dimana kreatinin saya mencapai 810. Pada saat
itu dr Gordon Ku ahli ginjal di Mount Elisabeth mengatakan pada saya bahwa ada dua pilihan bagi saya : terus menerus cuci darah atau transplantasi.


Untuk cuci darah butuh
waktu 4 jam dan biaya sekitar Sin$ 400 untuk sekali cuci darah, dan dalam
kondisi seperti saya butuh 3 kali cuci darah dalam seminggu. Waduh, kalau saya pilih cuci darah kapan saya kerjanya. Oh ya, meski saya sejak tahun 2005 bolak
balik operasi dan kreatinin saya sudah berada diatas 300 tapi saya masih kerja
seperti biasa.

Oh ya, salah satu penyebab makin parahnya kerusakan ginjal saya ternyata karena saya banyak makan buah. Terutama jeruk dan belimbing. Saya pikir selama diet tidak makan berat
maka saya makan banyak buah. Rupanya baru saya tahu dari dokter di Singapore bahwa buah seperti belimbing dan jeruk justru makin membuat kerja ginjal makin berat. Jadi bisa dibayangkan, ginjal saya yang sudah nggak normal dari tahun 2005 itu saya hantam terus dengan makan buah buahan sampai tahun 2008. Waduh kayak apa beratnya kerja ginjal saya. Bukan hanya buah buahan , orang yang terkena ginjal itu juga nggak boleh banyak makan yang banyak mengandung
protein, karena juga akan memperberat kerja ginjal.


Banyak orang tanya pada
saya apa sih gejala penyakit ginjal itu? Saya bilang ya nggak ada, tapi
sebetulnya kalau diamati ya ada. Coba selama ini orang kalau kedokter paling di
cek gula darah, kolesterol dan tekanan darah. Padahal ingin ginjal anda aman dan bisa diwaspadai dari awal anda harus mengecek kreatinin. Kalau kreatinin sudah diatas 125, anda harus hati hati dan mencari cara untuk menurunkan kreatinin agar ginjal anda tidak rusak. Kalau sudah seperti saya tahu tahu kreatinin sudah 800. Itu hanya ada pilihan ginjal diganti atau cuci darah terus menerus.


Terus ada juga yang bertanya apa yang saya rasakan waktu kreatinin di ginjal saya sudah diatas
300. Sebetulnya sih nggak terasa apa apa Cuma rasanya gatal bukan main
diseluruh tubuh, karena gatal itu dari dalam tubuh, jadi kita bingung garuknya
disebelah mana, sebelum transplantasi tiap mau tidur memakai bedak disekujur
tubuh tapi yaitu tadi, karena gatalnya dari dalam tetap saja gatalnya tidak
hilang.


Business Today, 7
Juli 2008


Tak Bisa Mandarin, ke Tiongkok ditemani Eksekutif Indomobil


Angky:"Kalau ginjal sudah ada gangguan, Anda harus diet minum"


Komisari PT. HM
Sampoerna, direktur PT Indofood Sukses Makmur yang juga komisari PT Indomobil Tbk, Angky Camaro semula tidak pernah menyadari bahwa ia terkena ginjal. Bahkan
penyakit diabetes yang menjadi penyebab rusaknya ginjalnya pun tak ia sadari.
Hingga pada April tahun 2005, dimana pantatnya tiba tiba abses (bengkak) dan bernanah. Buntutnya ia pun harus dioperasi dan saat operasi yang pertama
itulah baru ia tahu bahwa creatinine atau kreatini (zat racun) didalam tubuhnya
sudah mencapai 350 (3,5) dan gulanya 500. Dan sejak saat itu meski sudah diet
kretininnya ternyata terus naik, termasuk berat badannya juga terus naik. Angky juga mengalami dua hal pembedahan lagi yaitu pada tahun Oktober dan November 2007, karena selangkannya abses dan bernanah. Puncaknya pada saat 12 Mei 2008 kreatinin sudah mencapai 810 (8.1). Dan saat itulah dr Gordon Ku dari RS Mount Elisabeth, Singapore memerintahkan untuk transplantasi ginjal atau cuci darah.
Bagaimana cerita Angky berkait keputusannya melakukan transplantasi ginjal?

Waktu dr Gordon Ku bilang saya musti transplant atau cuci darah, saya ambil keputusan transplant.
Masalahnya kalau cuci darah seminggu tiga kali dan sekali cuci darah butuh
waktu empat jam, kapan saya kerjanya. Waktu itu dr Gordon merekomendasikan dua tempat yang memungkinkan saya bisa transplant, yaitu di Filipina atau Tiongkok.
Saya kemudian pilih filipina dengan pertimbangan bahasa, karena kalau Tiongkok saya nggak bisa pakai bahasa mandarin. Asal tahu, meski orang Chinese tapi saya nggak bisa bahasa mandarin, istri saya juga gak bisa. Pokoknya dibanding saya
jauh lebih pintar Pak Dahlan (boss Jawa Pos Group dan Chairman Indonesia
Business Today) bahasa mandarinnya.


Akhirnya tidak ada
pilihan lain saya putuskan untuk transplant di Tiongkok.


Tanggal 23 Mei


sebetulnya sudah ada orang saya (Channel) yang bilang saya bisa ke Tiongkok
karena seminggu lagi sudah ada ginjalnya. Tapi saya nggak mau solalnya tanggal
27 Mei saya harus RIPS Sampoerna dulu dimana dalam RUPS saya diputuskan menjadi
Preskom PT. HM Sampoerna Tbk (sebelumnya Angky mencapai sebagai Managing
Director PT HM Sampoerna). Menurut saya ini mukjizat saya dari Tuhan, karena
orang biasanya kalau pesan bisa ber bulan bulan bahkan bertahun tahun tapi
nggak dapat, tapi saya langsung dapat. Tapi sayanya justru yang nolak saat itu,soalnya saya harus RUPS Sampoerna.


Tanggal 29 Mei,


setelah saya ikuti RUPS saya akhirnya berangkat ke Tiongkok dari Singapura. Dan karena saya tidak bisa bahasa Mandarin, maka saya minta teman saya Marvy Apandi (Executive Director Indomobil) untuk ikut saya menjadi penerjemah bahasa
Mandarin. Marvy berangkat dari Jakarta dan kita ketemuan di sebuah bandara di Tiongkok.


Lagi lagi saya mendapat
kemudahan dari Tuhan, karena waktu saya datang kerumah sakit tersebut, saya
secara kebetulan bisa bertemu langsung dengan kepala rumah sakitnya. Padahal biasanya orang yang datang ke rumah sakit tersebut, sangat susah ketemu dengan kepala rumah sakit. Asal tahu saja, dirumah sakit itu banyak sekali brokernya.
Biasanya kalau kita datang di loket itu para broker sudah berebut. Kalau lewat
broker ini, belum tentu dapat "barang" bagus., malah seringnya banyak yang dibohongi.
Jadi saya ingin ingatkan untuk para pembaca yang ingin transplant di Tiongkok
hati hati jangan sampai tertipu broker.


Selain saya bisa bertemu
langsung dengan pimpinan rumah sakitnya, saya juga langsung mendapat donor,
hanya saja waktu itu kurang bagus untuk saya karena kreatinin nya sudah
tinggi. Tapi saya juga Cuma nunggu 2 minggu setelah itu langsung dapat yang
golongan daranya O.


Mitos Keliru


Oh Ya, hal penting yang
ingin saya ceritakan kepada para pembaca adalah , soal pandangan yang salah selama ini antar dokter di Indonesia dengan dokter di Cina. Di Indonesia kalau kita
sakit gnjal suruh minum sebanyak banyaknya. Padahal itu totally wrong!.
Di China orang yang sakit ginjal tidak boleh minum banyak, bahkan hanya boleh
minum kalau haus saja. Kalau ngak haus nggak boleh minum.


Dalam kondisi ginjal kita rusak, kalau kita banyak minum, kemampuan ginjal yang sudah tidak normal
lagi itu tidak bisa mengolah air dengan sempurna menjadi urine. Misalnya kita
minum 2 liter sehari, kalau ginjal kita bermasalah, yang bisa diolah menjadi urine itu hanya 1,5 liter saja atau l liter. Nah sisa air yang tidak bisa diolah oleh ginjal menjadi urine tadi akan lari ke paha, badan, tangan, wajah dan lain-lainnya menjadi racun. Dan karena badan kita penuh dengan air maka kita menjadi gemuk.

Itulah yang terjadi pada
saya, berat badan saya sejak tahun 2005 terus naik sampai April saya ke RS Mount Elisabeth berat saya naik terus hingga 93 kg. Padahal saya itu diet.
Dan banyak makan buah dan minum air. Nah gemuk badan saya yang saya kira fat itu ternyata isinya water yang beracun, makanya kreatinin saya mencapai 810
(8.1) sebelum saya di vonis transplant atau cuci darah. Saking sudah parahnya
ginjal saya.


Sehari setelah saya di
Tiongkok, yaitu sekitar tanggal 31 Mei saya diminta diet minum ...eh dalam satu hari badan saya langsung turun 86,7 kg. Dan diet minum itu terus saya lakukan hingga menjelang transplant tanggal 13 Juni badan saya sudah turun
10 kg lebih tinggal hanya 82,6 kg. Dalam diet minum ini saya benar benar tidak
boleh minum.


Informasi ini yang betul
betul ingn saya bagi dengan pembaca, bahwa kalau ginjal Anda sudah
mulai ada gangguan Anda harus diet minum karena kalau Anda minum banyak
kerja ginjal anda akan makin berat dan itu akan memperparah atau mempercepat kerusakan ginjal anda.


Business Today, 9
Juli 2008


Ginjal, Kehidupan Dan
Jabatan Baru Hadiah Tuhan Untuk Angky Camaro (4)


"Penyakit
ini hukuman sekaligus hadiah Tuhan"


Preskom PT. HM Sampoerna, direktur Indofood, dan komisaris Indomobil Angky Camaro, mengaku sangat banyak mengambil hikmah pasca transplantasi ginjal yang dilakukan. Ia merasa Tuhan menghukumnya tapi sekaligus juga memberikan hadiah. "Buat saya penyakit ini hukuman sekaligus hadiah dari Tuhan".


Angky Camaro merasa
meski dia menderita penyakit ginjal yang gejalanya semula ia tidak sadari,hingga ia divonis untuk cuci darah atau transplant, namun disisi lain Angky merasa ia banyak dihadiahi Tuhan.


Menurut Angky sejak sakit, sampai berlangsungnya transplant ia merasa diberikan kemudahan.
Bukan hanya itu dua minggu setelah transplant, Angky juga langsung sehat
seperti sediakala. Bahkan ia langsung bisa keluar dari rumah sakit dan pulang
ke Indonesia. "Yah ada sakitnya tapi sedikit-sedikit, dan badan saya bisa turun
sampai 19 kg"tuturnya.


Kalau toh ada yang berubah pasca-transplant, maka Angky sangat menjaga untuk "mengisolasikan" diri
paling tidak enam bulan ke depan. "Tapi rasanya saya mau ambil setahun, saya
nggak mau datang ke pesta atau banyak ketemu orang dulu". Tutur Angky.

Untuk ginjal barunya, Angky memang benar benar harus serius menjaga diri, agar tidak terkontaminasi
atau kemasukan virus dalam tubuhnya. Itulah sebabnya untuk pulang ke Indonesia
pun Angky harus naik pesawat khusus milik perusahaan, yang didalam pesawat itu hanya ada ida, istri dan pilot saja. Bahkan saat tuturn di Bandara Soekarno Hatta, agar tidak banyak terkontak dengan banyak orang mobil yang menjemput Angky langsung berada di tangga pesawat. "Mobil tersebut sebelumnya sudah disterilkan, dan yang nyopirpun pakai jubah dan pakai topi khusus" tutur Angky.


Dari Bandara Soekarno
Hatta, Angky langsung menjuju di sebuah apartemen yand sudah disiapkan sebagai
ruang isolasi untuk Angky. Ruang tersebut menurut Angky, juga 24 jam terus
menerus disemprot dengan suatu alat untuk mensterilkan ruangan. Bahkan untuk lebih memastikan, agar tidak ada kuman atau virus diruangan isolasi Angky tersebut, juga disinari dengan ultra violet.


Tak hanya itu, Angky
juga sangat membatasi diri unutk bertemu dengan siapapun termasuk anggota
keluarganya. Satu-satunya orang yang dibolehkan menemani Angky siang dan malam adalah stafnya yang bernama Sylvestor, karena Sylvestor ini bertugas untuk
selalu membersihkan kamar Angky.


Sebetulnya mengapa Angky
harus membentengi diri demikian ketat? Inin tak lain karena menurut Angky saat ginjal baru di transplant, daya imun atau kekebalan tubuhnya diturunkan, agar bakteri bakteri yang selama ini menjadi "tentara" (pelindung) bagi tubuhnya
tidak menyerang "barang baru" (ginjal yang baru di transplant).


Nah penurunan imun dalam
tubuh Angky kira kira butuh waktu 2-6 bulan. Otomatis selama masa itu, tubuh
Angky rentan terhadap serangan penyakit,karena "tentara" pelindung kekebalan tubuhnya dilumpuhkan. Nah dalam kondisi demikian, tentu sangat rentan bila ada virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh Angky, karena dia tidak punya antibody
untuk melawan. Salah-salah kalau sampai terkena virus, maka Angky harus
mengisolasi diri dan menjauhi "pergaulan" A(bertemu dengan banyak orang) yang berpotensi menularkan virus.

Mengubah pola hidup


Diakatakan Angky, meski
dokter menyarankan 6 bulan sebagai amsa isolasi, namun karena ia ingin aman,maka ia ingin mengasingkan diri dari dunia luar selama setahun. :Paling tidak setahun saya tidak mau bertemu banyak orang dulu". Tuturnya.


Tak hanya itu, meski
nanti sudah dinyatakan tidak bermasalah dengan ginjal barunya, termasuk daya imunnya sudah dikembalikan lagi, Angky tetap ingin mengubah pola hidupnya.
:Yang jelas saya tidak akan datang lagi ke pesta-pesta."


Tentang kondisi kesehatannya sendiri, Angky merasa sangat fit dan bisa makan apa saja, "Kecuali yang mentah-mentah seperti lalapan, atau gado-gado.Pokoknya yang mentah mentah
nggak dulu, takut ada bakterinya."kata Angky. "Kalau yang lain painnya sampai kwetiau pun saya makan," tambah Angky sambil mengatakan, bahwa untuk mendapatkan makanan yang higienis, Angky pun kini masak sendiri di apartemennya.
"Tentu saya bisa masak dong, saya di Jerman 7 tahun masak sendiri
lho,: tuturnya sambil tertawa.


Meski dalam "Pengasingan", namun Angky tetap beraktivitas dalam kaitannya dengan pekerjaan.
Misalnya Angky masih menerima laporan-laporan dari PT Sampoerna melalui email.
"Meski sakit nggak ada yang berhenti, saya tetap kerja lewat email," katanya.


Banyak yang mendoakan


Angky mengaku saat
diberikan cobaan Tuhan sebetulnya ia juga diberikan hadiah dari Tuhan, karena meski harus menderita penyakit yang berat (ginjalnya rusak), namun ia diberi kemudahan saat harus menambah ginjal baru. Tak hanya itu saat ia masih belum keluar dari rumah sakit, ia juga mendapat hadiah jabatan baru dari Antony Salim, yaitu sebagai direktur Indofood yang baru. Tenaga Angky dibutuhkan "mesin
duit" Salim ini untuk lebih menguatkan produk-produk Indofood dipasaran. Namun untuk di Indofood sendiri kemungkinan ia baru akan aktif pada bulan Oktober 2008 nanti. Meski begitu demi kesehatannya, ia juga tidak akan bekerja
habis-habisan seperti dulu.

Atas segala mukjizat
Tuhan yang telah memberikan kehidupan baru baginya, Angky juga berterima kasih atas 100.000 karyawannya yang selalu mendoakan saat dia menjalani transplant.
Tak hanya itu, ia juga berterima kasih pada pengusaha Ny. Hartati Murdaya yang mengerahkan para umat Budha di berbagai penjuru Indonesia, untuk mendoakan Angky.
"Pokoknya kesembuhan yang saya alami adalah berkat doa banyak orang,
mulai dari karyawan, teman-teman, dan meski tidak saya minta Ibu Hartati mengerahkan semua umat Budha untuk mendoakan saya," tuturnya.


Atas kebesaran Tuhan
itulah, maka Angky berjanji ingin banyak membantu sesama, terutama mereka yang juga terkena penyakit ginjal. Meski masih dirahasiakan bentuk bantuannya, yang jelas Angky sudah menyiapkan beberapa rencana, diantaranya akan mendorong kerja sama tiga rumah sakit di Indonesia dengan rumah sakit di luar negeri.
Kerja sama ini nantinya bertujuan untuk menolong orang orang yang akan
melakukan transplant ginjal, agar tidak mengalami prosedur yang sulit dan agar tidak terkena beban biaya yang tinggi.

Thursday, September 11, 2008

ANAK DAN TANGGUNG JAWAB


Tulisan ini adalahan suatu renungan utk qt..diambil dari suatu milis..


SEORANG teman pernah bercerita soal anak dan tanggung jawab. Suatu hari dia menyeberang jalan, di sebuah jalanan di Spanyol. Seperti biasa, sebagai orang Indonesia, ia menyeberang tanpa melalui zebra-cross. Saat itu memang tak ada mobil, sepi, juga tak ada polisi; kecuali seorang ibu dengan anaknya yang masih balita. Begitu ia sampai ke seberang jalan, terdengar teriakan si ibu dari seberang jalan yang baru saja ia tinggalkan.
"Hei..hei... ke Sini!!". Kira-kira begitu teriakan ibu itu.
Mendengar seorang ibu yang berteriak sambil melambaikan tangan, lagi sebagai orang Indonesia, teman ini langsung kembali menyeberang. Pasti ada apa-apa dengan ibu ini, ia butuh pertolongan. Sesampainya di dekat ibu itu, ia dibentak, "Hai, kenapa kamu menyeberang bukan dari zebra-cross? Tahukah kamu, kelakuanmu itu sudah mengajari anak saya melanggar peraturan, kamu sudah menanamkan dalam memorinya bahwa melanggar peraturan itu sesuatu yang biasa-biasa saja!"
Cerita ini mengagetkan teman saya, juga saya. Soal orang Indonesia melanggar peraturan bukanlah hal yang mengejutkan. Namun argumen ibu itu yang mengaitkan pelanggaran dengan masa depan anaknya itulah yang lebih mengejutkan. Begitu pentingnya masa depan anak-anak bagi ibu itu, begitu pentingnya ibu itu menjaga memori dan kesadaran anaknya agar tetap terjaga dalam perbuatan baik. Bagaimana dengan kita?


Pertengahan bulan Juli ini, saya memiliki cerita yang lain tentang orang tua dan anaknya. Kali ini dari tetangga-tetangga saya yang mau menyekolahkan anaknya di SMP. Konon, sang anak adalah juara umum di sekolahnya dan dapat mengikuti test masuk SMP dengan mudah.
"Mudah-mudahan anak saya bisa masuk pilihan pertamanya!" harap sang bapak.
Tanggal 11 malam, sang bapak bertemu lagi dengan wajah yang muram, lebih tepatnya penuh kekecewaan
"Anak saya gagal, semula nilainya 80,saya sudah mengeceknya lewat SMS. Eh...kemarin nilainya jadi 67. Saya protes, dan guru-guru di SMP itu minta maaf atas kekhilafannya. Lalu, mereka menawarkan jalan belakang, biasa dengan bayar sekian rupiah!" Tetangga saya menolak untuk membayar, ia biarkan anaknya ke sekolah swasta saja. "Saya tak mau anak saya belajar di sekolah pembohong!"
Menurut sahibul gosip, melorotnya nilai anak tetangga saya itu karena ada beberapa anak lain yang nilainya rendah dikatrol dengan cara membayar sekian rupiah. Tentu saja yang membayarnya adalah orang tua, dan yang menerimanya adalah guru yang terhormat.


Marilah kita bandingkan sikap dan tanggung jawab kita pada anak-anak. Keputusan untuk membayar sejumlah rupiah demi sang anak tentu didasari pilihan untuk memberikan kasih sayang yang terbaik buat sang anak, namun pada saat yang bersamaan kita telah menanamkan racun pada kesadaran anak-anak itu. Racun itu adalah,
1) uang bisa menyelesaikan segalanya;
2) tak usah berprestasi, biasa-biasa saja, nanti juga uang bisa menambalnya.


Barangkali dari peristiwa kecil inilah korupsi membudaya. Tanpa sadar kita melakukannya setiap hari, dan repotnya lagi kita melakukan itu di depan anak-anak kita. Anak-anak yang masih polos itu pastilah telah mencatat di relung kesadarannya dan menjadikannya falsafah hidup sepanjang hayat. Terlebih lagi, peristiwa ini dialami sang anak di lembaga pendidikan yang semua aspeknya merupakan nilai mulia yang harus ditiru dan diteladani.


Marilah kita bercermin lagi pada cerita yang lain. Cerita kali ini datang dari salah seorang cucu Mahatma Ghandi.


Ia dan anaknya pergi ke suatu tempat. Karena acara sang ayah agak lama, sang anak diizinkan untuk membawa mobil itu bagi keperluannya sendiri.
"Syaratnya, jam sekian kamu harus berada di sini, menjemput bapak!" ujar sang ayah. Pada jam yang ditentukan sang anak belum kembali, menit demi menit sang anak belum juga kembali. Sang ayah menunggu sampai beberapa jam. Lalu, sang anak datang dan mengajukan permohonan maafnya.
"Baiklah kalau begitu," ujar sang ayah, "naikilah mobil itu, bawalah pulang. Saya akan jalan kaki ke rumah!" Sang anak protes dan merasa bersalah. Namun sang Ayah tetap saja jalan kaki sambil berpesan,
"Mengingkari janji adalah kesalahan terbesar dalam hidup ini, kamu sudah melakukannya padaku. Semua itu pastilah bukan kesalahanmu, itu semua karena saya salah mengajarimu, nak. Karena itu biarlah ayah menghukum diri, menghukum kesalahan pendidikanku padamu!" Sejak saat itu, sang anak tak pernah lagi mengingkari janji.


Seluruh kisah-kisah ini adalah bahan refleksi kita. Benarkah kita serius merawat anak kita yang sering kita sebut sebagai amanah (titipan) dari Allah? Betapa mulia kata-kata "amanah (titipan) Allah". Pada istilah ini terlihat relasi antara Allah dan kita yang sedemikian akrab, Allah percaya pada kita karena itu Dia menitipkan sesuatu yang berharga. Lazimnya titipan, ia harus tetap seperti nilai awalnya. Nilai awal sang anak adalah fitrah, dan harus tetap fitrah.
Fitrahnya adonan untuk dicetak, fitrahnya perhiasan untuk membuat bangga pemakainya, fitrahnya sang anak tentu bukan untuk "dicetak" agar
"membuat bangga" orang tuanya. Sang anak adalah sebutir benih yang begitu rapuh, butuh tanah yang baik dan pemeliharaan yang sesuai takaran. Kecenderungan benih adalah terus mencari cahaya, tetapi putik kecil bisa saja ditipu diberi cahaya palsu dan memercayainya seumur hidup.
Bisakah kita menjadi tanah, yang menerima amanat secara jujur? Tanah tak pernah menumbuhkan semangka bila ia mendapatkan titipan benih padi. Benih padi yang ditanam, tumbuhan padi pula yang tumbuh. Bisakah kita menerima benih fithrah "anak kita" dan mengembangkannya menjadi fithrah yang lebih baik?


Sebuah hadis menyatakan bahwa setelah kematian menerpa kita, tak ada yang bisa menolong dari siksa kubur kecuali doa dari kesalehan sang anak. Tentu saja, maksud hadis ini bila sang anak, "titipan Allah" itu, telah kita jaga dan tumbuh tetap berada dalam fitrahnya, maka kita akan mendapatkan hadiah dari Allah karena telah menjaga amanahnya dengan baik.


Pada hari ini, ada baiknya kita menyempatkan diri untuk mengelus dan mengecup lembut kening mereka. Kita layak meminta maaf karena selama ini telah memberikan ruang hidup yang sumpek, penuh keluhan dan pertengkaran, serta tidak memberikan jaminan-moral. Kita pun layak memohon ampunan pada Allah karena titipan-Nya belum dirawat secara baik.


Tersenyumlah, anak-anak menunggu ketulusan kita!